Jumat, 26 September 2008

BERSAMA MENUJU SUKSES


Cerpen : Bersama Menuju Sukses

Hari pertama proses belajar mengajar di sebuah SMU negeri di Makassar adalah sebuah momen bersejarah bagi Taufik, salah seorang tunanetra yang akan mengikuti pendidikan integrasi di sekolah tersebut, sebab ia adalah seorang tunanetra pertama yang di terima oleh sekolah tersebut tentu saja setelah memenuhi setiap persyaratan yang diantaranya adalah melalui jalur seleksi penerimaan siswa baru dan dinyatakan lulus).

Setelah beberapa hari taufik mengikuti semua mata pelajaran, ia hampir tidak pernah menghadapi hambatan sedikitpun dan selalu memperoleh kemudahan sebab ia dikenal sebagai orang yang baik dan cerdas di mata teman-teman serta gurunya meskipun ia memiliki keterbatasan (mengalami ketunanetraan). Dengan intelegensi yang tinggi serta skil yang matang sebagai modal yang dimiliki oleh Taufik dalam bergaul sehingga ia berhasil mempengaruhi teman-temannya yang dahulu dikendalikan oleh minuman keras,tawuran, dan kenakalan-kenakalan remaja lainnya, kini telah berhasil mengarah ke pergaulan yang di isi dengan tindakan positif.

Suatu hari, Taufik sedang mengikuti mata pelajaran computer, Pak Erwin (guru bidang study keterampilan computer) sedang menuliskan materi pelajaran di papan tulis, sehingga taufik harus menunggu bala bantuan dari teman-temannya, baru hari itu taufik tidak memperoleh bala bantuan dari teman-temannya sebab mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak erwin sehingga Taufik harus menunggu selesainya mereka.

Tetapi, Taufik tidak sakit hati ia tetap menunggu dengan sabar sebab dibalik kejadian yang menimpanya ia yakin ada sesuatu yang tersembunyi. Namun ternyata prinsip yang dipegang oleh taufik itu benar sebab ada salah seorang teman sekelas taufik ternyata telah selesai menuliskan materi yang telah ditulis oleh pak erwin dia adalah Aulia ketika itu Aulia melihat Taufik sedang duduk dan mempersiapkan kertas, reglet, dan pen untuk menulis, Aulia pun datang dan menawarkan diri dengan berujar

”Fik… aku Bantu bacain ya! Pasti kamu mau nulis yang di papan tadi”
Taufik menjawab “Ya kalau tidak merepotkan”
“Saya tidak merasa kerepotan kok, itu si biasa” Sahut Aulia menanggapi Taufik.

Setelah Taufik dan Aulia berbincang-bincang, Aulia langsung memulai aksinya sambil memperhatikan gerakgerik Taufik dalam menulis dengan lincahnya menggunakan reglet. Beberapa hari setelah pertemuan Taufik dan Aulia di Lab Komputer, merekapun melanjutkan perbincangan mereka di kelas, isi perbincangan mereka adalah seputar keaktifan mereka dalam organisasi ketika mereka masih SMP tempo hari.

Sejak itu, pertemanan antara Taufik dan Aulia semakin langgeng, Aulia selalu memberi tahu Taufik setiap kali ada kegiatan extra kurikuler antara lain yang menjadi kegemaran Aulia dan Taufik yaitu Meting English, terkadang jika Taufik dan Aulia lagi ada waktu mereka mempergunakUannya untuk mempraktekkan percakapan Bahasa ingris Taufik pun tidak malu-malu bercakap dengan Aulia meskipun vocabulary yang diketahuinya sangat minim, namun Aulia menanggapi sikap Taufik dengan membantu mencarinya di dalam kamus yang dimilikinya.

Namun, suatu hari ternyata Taufik telah melakukan sebuah tindakan yang menurutnya adalah bukanlah suatu kesalahan ternyata tindakan itu dipandang sebagai kesalahan oleh Aulia sebab Aulia sedang jalan bareng dengan Umar seorang laki-laki yang merupakan teman sekelas Taufik, Taufik langsung ngeledekin Aulia dengan ucapan

”selamat anda telah resmi dengan Umar sebagai sepasang kekasih”

Mendengar hal itu Aulia langsung naik fitam dan marah besar kepada Taufik, akhirnya hari itu terjadi permusuhan antara Aulia dan Taufik. Semenjak Aulia dan Taufik tidak berteman, Taufik sangat merasa bersalah sebab ia ternyata telah melakukan kekhilafan yang sangat luar biasa. Tetapi setelah beberapa bulan peristiwa ini berlangsung, Aulia kembali menyatakan bahwa masalah antara Taufik dan dirinya selesai. Taufik berjanji pada Aulia bahwa ia tidak akan melakukan kesalahan lagi.

Tibalah penerimaan raport hasil belajar selama satu smester, Taufik ternyata tidak menyangka jika ia akan masuk dalam kategori sepuluh besar, dan hal yang samapun dialami oleh Aulia. Ketika seluruh siswa sudah menerima raport masing-masing merekapun langsung mengecek hasil belajar mereka, begitupun dengan Taufik ia mengecek hasil belajarnya dengan bantuan dari Aulia untuk membacakan nilai-nilai yang ada didalam raport milik Taufik dan ternyata taufik berada pada urutan ke 5 dari 50 siswa.

Begitupun dengan Aulia ternyata ketika mengecek hasil belajarnya selama enam bulan ternyata nilai-nilai yang diperolehnya sangat memuaskan dan ternyata ia berada di peringkat pertama. Sejak saat itu, Taufik dan Aulia memiliki frekwensi persahabatan yang begitu tinggi, namun meskipun Taufik mempunyai teman dekat, ia tetap bergaul dengan teman-teman yang lain, ia tidak mau menanamkan sikap sombong sebab ia merasa dirinya adalah manusia yang berkekurangan. Selain mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, Taufik juga mengikuti kegiatan extra kurikuler di bidang keagamaan begitupun dengan Aulia selain mengikuti PBM di sekolah ia juga mengikuti extrakurikuler matematika dan IPA serta extrakurikuler bahasa ingris dan lain sebagainya.

Akhirnya tibalah masa penaikan kelas, Taufik dan Aulia berpisah kelas sebab mereka mengambil jurusan yang berbeda pula Taufik mengambil jurusan IPS sebab dilihat dari segi fisual tidak kapabel untuk mengambil jurusan yang mempertemukan dirinya dengan Aulia, sementara Aulia sendiri mengambil jurusan IPA.

Setelah keduanya telah duduk di kelas dua, mereka ternyata terpilih sebagai orang nomor satu di dua organisasi yang berbeda meskipun kedua organisasi tersebut berada di dalam lingkup sekolah mereka Taufik terpilih sebagai ketua Kerohanian atau Rohis sedangkan Aulia terpilih sebagai ketua Organisasi Intra sekolah(OSIS). Ketika kedua organisasi ini berada di bawah pimpinan dua sekawan ternyata keduanya berada pada masa kejayaan seluruh pengurus kedua organisasi ini sangat menyenangi keduanya begitupun Pembina kedua organisasi ini beserta guru-guru di sekolah tersebut sangat menyenangi keduanya selama mereka memimpin kedua organisasi tersebut.

Suatu hari kedua organisasi ini sedang tidak ada kegiatan, Aulia dan Taufik lagi ada waktu senggang, Taufik tiba-tiba datang ke kelas dua IPA1 yang merupakan pusat kegiatan osis(PKO), kedatangan Taufik ke kelas dua IPA1 adalah memanggil Aulia untuk ngobrol, ketika mereka sudah sampai di tempat yang telah di persiapkan oleh Taufik Taufik pun membuka pembicaraan, setelah lama berbasa basi dan bercanda Taufik pun menyatakan isi hatinya

“Sesungguhnya sejak kita bersama di kelas satu engkau telah begitu banyak membantu aku, aku tak tahu harus membalas dengan apa?”
Aulia menjawab “Biarlah Allah yang akan membalas perbuatan aku sama kamu Fik” Taufik kembali melanjutkan pembicaraannya “Tapi aku berusaha ingin membalasnya” ujar Taufik
“Pake apaya?” Tanya Aulia
Taufik menjawab “ Aulia sesungguhnya aku mencintaimu”.

Tetapi setelah taufik menyatakan cintanya, ia tidak langsung memberi Aulia kesempatan untuk bicara tapi ia melanjutkannya dengan pertanyaan

“Maukah kalau aku membalas perbuatanmu dengan cintaku?”
Aulia menanggapi taufik seraya berujar”Nggak papa aku terima kalau itu lu punya mau akan kujadikan cintaku padamu sebagai ladang amal untukku yaitu menolong orang-orang seperti kamu”.

Sejak itulah cinta Taufik dan Aulia mulai bersemi. Semenjak Taufik dan Aulia menjalin hubungan asmara, Taufik ternyata tidak terlalu mengalami kesulitan jika ia memperoleh pekerjaan rumah, dan ketika mengikuti ujian blok sebab ia selalu didampingi oleh Aulia.

Hari berganti bulan berlalu tahun sili berganti waktu terus berjalan, tak terasa setahun sudah usia hubungan asmara antara Taufik dan Aulia, kini mereka sudah duduk di kelas tiga setahun lagi mereka akan meninggalkan sekolah yang merupakan tempat mereka menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal. Periode kepemimpinan Taufik di organisasi kerohanian telah usai begitupun dengan Aulia, iapun telah selesai menunaikan amanah yang telah diletakkan di pundaknya setahun lalu oleh seluruh siswa sehingga merekapun mempersiapkan diri untuk bertaruh di arena ujian nasional meskipun masih lama, tapi Aulia dan Taufik sudah melakukan berbagai persiapan.

Akhirnya, tibalah pada suatu hari dimana hari itu adalah hari penentuan lulus tidaknya para pelajar SMU di seluruh indonesia setelah mengikuti Ujian akhir Nasional dan Ujian akhir Sekolah Taufik datang ke sekolah dengan penuh tanda Tanya, setibanya di sekolah Taufik langsung menuju ke depan majallah dinding yang digunakan untuk mengecek informasi tentang keseharian di sekolah termasuk penentuan kelulusan.

Dengan bantuan teman-temannya, Taufik langsung mengecek informasi tentang lulus tidaknya ia setelah temannya mengecek dengan teliti nama-nama yang ada di papan pengumuman ternyata ia langsung mendapatkan ucapan selamat setelah temannya melihat nama Taufik tertera di papan pengumuman tersebut. Tak lama kemudian Aulia pun datang Taufik kembali meminta tolong kepada Aulia untuk mengecek kebenaran namanya terpampang di papan pengumuman

“Aulia… tolongindong, kamu cek nama aku di papan pengumuman, tadi soalnya aku kurang percaya” ujar taufik memohon.

Tanpa embel-embel Aulia pun langsung mengecek kebenaran tentang termuatnya nama Taufik di papan pengumuman sebagai salah satu dari sekian banyak orang yang tammat dengan berhasil membawa prestasi yang gemilang, setelah pengecekan ulang dilakukan oleh Aulia ia langsung berujar

“berterima kasihla kepada Allah”

Taufik mendengar seruan Aulia, langsung merespon dengan berujar

“Apa?... saya lulus?”
Aulia menjawab “ya kamu lulus fik”.

Setelah Aulia membantu Taufik melakukan pengecekan ulang terhadap nama Taufik dalam pengumuman kelulusan iapun langsung mengecek namanya di papan pengumuman dan ternyata iapun juga dinyatakan lulus.

Setelah mereka mengetahui informasi kelulusan masing-masing, Aulia pun mengucapkan kata-kata perpisahan

“Fik… hari ini adalah hari dimana kita akan berpisah tapi kamu jangan sedih ya! Fikirkanlah masa depan kamu kalau kamu emang cinta sama aku, bisa saja tuhan mempunyai rencana lain, memilihkanmu seorang guide yang sempurna dari segi fisual, lebih cantik dari aku dan masih banyak lagi Fik… kamu harus tahu kalau cinta tidak harus memiliki”
Taufik menanggapi “iya deh kalau kamu emang jodoh aku pasti deh kita ketemu di lain hari dan bersama sampai tua nanti.”

Tidak ada komentar: